Adhesi Labial atau Sinekia labialis : perlengketan dan tertutupnya alat kelamin bayi dan anak wanita

dr Hermanto SpB SpBA untuk RFC
Bila kita sering mendengar istilah fimosis pada kelamin bayi laki laki, maka pada bayi wanita..bisa juga ada pertanyaan "Dokter kok kelamin bayi perempuan saya tertutup ? " itu pertanyaan yang sering ditanyakan orang tua, bila ibu baru melihat saat membersihkan badan bayi, atau secara tak sengaja dokter anak memeriksa adanya kelainan ini, kelainan apakah ini ?.
Labial synechia (labial fusion or labial adhesion) selanjutnya kita sebut Adhesi labial atau Sinekia labial adalah gangguan umum pada bayi atau anak wanita sebelum pubertas. Kelainan ini biasanya tanpa gejala dan sering ditemukan oleh orang tua atau oleh dokter selama pemeriksaan fisik rutin. Banyak diagnosis kelainan daerah ini yang harus disingkirkan, antara lain selaput dara imperforata (tidak terbuka) , vagina septate (vagina berseptum ), pengobatan sinekia biasanya konservatif.

Sinekia labial (adhesi labial ) adalah perlengketan jaringan ikat (adhesi fibrosa) labia minora diantara labia majora. Adhesi ini terjadi karena kadar estrogen yang rendah pada anak perempuan sebelum pubertas dan kontak dengan iritasi.
Sebuah studi prospektif, frekuensi sinekia di Amerika Serikat (AS), pada lebih dari 1900 perempuan, pada klinik rawat jalan anak, terdapat 1,8% adhesi labial. Insiden adhesi labial di seluruh dunia tidak diketahui, tetapi diduga mirip dengan kejadian AS.
Adhesi labial umumnya tidak bergejala dan bukan penyebab kelainan saluran kemih atau genital wanita. Adhesi labial jarang dapat menyebabkan gangguan aliran kemih, tetapi bisa menyebabkan refluks vagina urin yaitu urine masuk ke vagina, apabila anak berdiri urine yang masuk ke vagina akan keluar, setelah berkemih.(postvoid dribbling). Adhesi labial juga dapat menyebabkan infeksi saluran kemih, hal ini menyebabkan ketidaknyamanan saat berkemih.
Adhesi labial paling sering terjadi pada bayi dan anak perempuan berusia 3 bulan sampai 6 tahun, dengan insiden puncak sekitar usia 13-23 bulan. Adhesi Labial belum dilaporkan pada masa neonates, hal ini berhubungan dengan kadar estrogen ibu yang masih tinggi. Jika tidak diobati, adhesi labial biasanya terbuka spontan pada masa pubertas, kemungkinan sebagai akibat dari kadar estrogen meningkat.
Pemeriksaan fisik, adhesi labial umumnya nampak sebagai tipis, pucat, semi-transparan membran menutupi lubang vagina antara labia minora. Dalam kasus yang parah, terdapat perlengketan seluruhnya menutup lubang vagina. Biasanya dimulai perlekatan posterior selanjutnya menuju anterior ke klitoris. Pemeriksaan yang teliti dilakukan untuk menilai adanya kelainan lainnya, seperti fusi dari labia majora yang dapat terjadi dengan gangguan interseks. Tanda-tanda pelecehan seksual mungkin termasuk luka atau hematoma.
Bila kadar estrogen rendah akan terjadi adhesi labial, juga dapat disebabkan oleh peradangan vagina, iritasi lokal, pemberian bedak di daerah genital atau trauma jaringan. Adhesi labial telah dilaporkan sebagai hasil dari kekerasan seksual masa kecil dan dapat dihubungkan dengan luka atau hematoma .
Satu studi melaporkan bahwa 18% anak perempuan dengan adhesi labial memiliki bakteruria asimtomatik dibandingkan 0% dalam kontrol, sehingga dianjurkan untuk kultur urin rutin pada anak-anak dengan adhesi labial.
Perawatan Medis
Adhesi labial seringkali dapat dikelola dengan observasi periodik, dan pembukaan spontan telah dilaporkan dalam sebanyak 80% dalam waktu 1 tahun. Jika pengobatan diperlukan berdasarkan gejala atau permintaan orangtua, dapat diberikan krim estrogen. Hal ini langsung diterapkan pada labia minora dapat digunakan dua kali sehari selama 2-4 minggu.
Sebuah tinjauan pustaka yang dilakukan pada tahun 2007 melaporkan bahwa tingkat keberhasilan intervensi estrogen topikal pada anak perempuan dengan adhesi labial biasanya sekitar 90%. Penggunaan betametason steroid. 0,05% cream juga telah terbukti, dengan tingkat keberhasilan yang dilaporkan 68%. Namun penelitian retrospektif terakhir , menemukan tingkat keberhasilan hanya 15% dengan estrogen topikal, 16% dengan betametason topikal, dan 29% dengan kombinasi Terapi dan tidak ada perbedaan statistik yang signifikan antara perawatan dengan atau tanpa pemberian krim estrogen.
Pembukaan berkala dengan menarik labia oleh orang tua yang telah dajarkan dengan lembut (Parental dari manuver pull-down) juga dapat menyebabkan terlepasnya adhesi. Setelah labia terpisah, diberikan salep antibiotik 3-5 kali sehari selama beberapa bulan supaya terbuka lengkap dan pencegahan kekambuhan.
Jika perawatan medis tidak berhasil, pemisahan manual atau bedah dapat dipertimbangkan, antara lain karena adhesi yang sulit dipisahkan, infeksi berulang, nyeri dan terjadinya retensi urine.
Tergantung pada kematangan anak dan harapan orang tua, pemisahan bedah dapat dilakukan di poli klinik, menggunakan lidokain dan prilokaina (EMLA) krim sebagai anestesi topikal. Pemisahan tumpul labia ini, kemudian dilakukan dengan menggunakan alat yang diberikan pelicin. Kasus yang jarang, adhesi labial dilakukan bius umum di ruang operasi bila terjadi perlengketan hebat.
Adhesi labial dapat berhubungan dengan faktor kebiasaan sehari hari, seperti pemberian bedak di daerah kelamin sehingga terjadi iritasi vagina atau peradangan. Kemungkinan iritasi juga bisa disebabkan karena sabun yang digunakan untuk mandi , dan kurangnya kebersihan kelamin.
Komplikasi
Kambuhnya adhesi labial telah dilaporkan dalam sebanyak 11,6-14% dari kasus. Tingkat kekambuhan sebenarnya lebih tinggi pada adhesi yang kuat. Laporan lain mencatat penurunan kekambuhan, bila krim estrogen topikal digunakan setelah pembukaan adhesi manual .
Prognosis untuk anak perempuan dengan adhesi labial sangat baik. Jika tidak diobati, kondisi biasanya spontan sembuh saat pubertas. Orang tua harus rutin membuka perlengketan tiap hari , sampai terbuka lengkat, kemudian juga rutin untuk mencegah

dr Hermanto SpB SpBA untuk RFC
Bila kita sering mendengar istilah fimosis pada kelamin bayi laki laki, maka pada bayi wanita..bisa juga ada pertanyaan "Dokter kok kelamin bayi perempuan saya tertutup ? " itu pertanyaan yang sering ditanyakan orang tua, bila ibu baru melihat saat membersihkan badan bayi, atau secara tak sengaja dokter anak memeriksa adanya kelainan ini, kelainan apakah ini ?.
Labial synechia (labial fusion or labial adhesion) selanjutnya kita sebut Adhesi labial atau Sinekia labial adalah gangguan umum pada bayi atau anak wanita sebelum pubertas. Kelainan ini biasanya tanpa gejala dan sering ditemukan oleh orang tua atau oleh dokter selama pemeriksaan fisik rutin. Banyak diagnosis kelainan daerah ini yang harus disingkirkan, antara lain selaput dara imperforata (tidak terbuka) , vagina septate (vagina berseptum ), pengobatan sinekia biasanya konservatif.

Sinekia labial (adhesi labial ) adalah perlengketan jaringan ikat (adhesi fibrosa) labia minora diantara labia majora. Adhesi ini terjadi karena kadar estrogen yang rendah pada anak perempuan sebelum pubertas dan kontak dengan iritasi.
Sebuah studi prospektif, frekuensi sinekia di Amerika Serikat (AS), pada lebih dari 1900 perempuan, pada klinik rawat jalan anak, terdapat 1,8% adhesi labial. Insiden adhesi labial di seluruh dunia tidak diketahui, tetapi diduga mirip dengan kejadian AS.
Adhesi labial umumnya tidak bergejala dan bukan penyebab kelainan saluran kemih atau genital wanita. Adhesi labial jarang dapat menyebabkan gangguan aliran kemih, tetapi bisa menyebabkan refluks vagina urin yaitu urine masuk ke vagina, apabila anak berdiri urine yang masuk ke vagina akan keluar, setelah berkemih.(postvoid dribbling). Adhesi labial juga dapat menyebabkan infeksi saluran kemih, hal ini menyebabkan ketidaknyamanan saat berkemih.
Adhesi labial paling sering terjadi pada bayi dan anak perempuan berusia 3 bulan sampai 6 tahun, dengan insiden puncak sekitar usia 13-23 bulan. Adhesi Labial belum dilaporkan pada masa neonates, hal ini berhubungan dengan kadar estrogen ibu yang masih tinggi. Jika tidak diobati, adhesi labial biasanya terbuka spontan pada masa pubertas, kemungkinan sebagai akibat dari kadar estrogen meningkat.
Pemeriksaan fisik, adhesi labial umumnya nampak sebagai tipis, pucat, semi-transparan membran menutupi lubang vagina antara labia minora. Dalam kasus yang parah, terdapat perlengketan seluruhnya menutup lubang vagina. Biasanya dimulai perlekatan posterior selanjutnya menuju anterior ke klitoris. Pemeriksaan yang teliti dilakukan untuk menilai adanya kelainan lainnya, seperti fusi dari labia majora yang dapat terjadi dengan gangguan interseks. Tanda-tanda pelecehan seksual mungkin termasuk luka atau hematoma.
Bila kadar estrogen rendah akan terjadi adhesi labial, juga dapat disebabkan oleh peradangan vagina, iritasi lokal, pemberian bedak di daerah genital atau trauma jaringan. Adhesi labial telah dilaporkan sebagai hasil dari kekerasan seksual masa kecil dan dapat dihubungkan dengan luka atau hematoma .
Satu studi melaporkan bahwa 18% anak perempuan dengan adhesi labial memiliki bakteruria asimtomatik dibandingkan 0% dalam kontrol, sehingga dianjurkan untuk kultur urin rutin pada anak-anak dengan adhesi labial.
Perawatan Medis
Adhesi labial seringkali dapat dikelola dengan observasi periodik, dan pembukaan spontan telah dilaporkan dalam sebanyak 80% dalam waktu 1 tahun. Jika pengobatan diperlukan berdasarkan gejala atau permintaan orangtua, dapat diberikan krim estrogen. Hal ini langsung diterapkan pada labia minora dapat digunakan dua kali sehari selama 2-4 minggu.
Sebuah tinjauan pustaka yang dilakukan pada tahun 2007 melaporkan bahwa tingkat keberhasilan intervensi estrogen topikal pada anak perempuan dengan adhesi labial biasanya sekitar 90%. Penggunaan betametason steroid. 0,05% cream juga telah terbukti, dengan tingkat keberhasilan yang dilaporkan 68%. Namun penelitian retrospektif terakhir , menemukan tingkat keberhasilan hanya 15% dengan estrogen topikal, 16% dengan betametason topikal, dan 29% dengan kombinasi Terapi dan tidak ada perbedaan statistik yang signifikan antara perawatan dengan atau tanpa pemberian krim estrogen.
Pembukaan berkala dengan menarik labia oleh orang tua yang telah dajarkan dengan lembut (Parental dari manuver pull-down) juga dapat menyebabkan terlepasnya adhesi. Setelah labia terpisah, diberikan salep antibiotik 3-5 kali sehari selama beberapa bulan supaya terbuka lengkap dan pencegahan kekambuhan.
Jika perawatan medis tidak berhasil, pemisahan manual atau bedah dapat dipertimbangkan, antara lain karena adhesi yang sulit dipisahkan, infeksi berulang, nyeri dan terjadinya retensi urine.
Tergantung pada kematangan anak dan harapan orang tua, pemisahan bedah dapat dilakukan di poli klinik, menggunakan lidokain dan prilokaina (EMLA) krim sebagai anestesi topikal. Pemisahan tumpul labia ini, kemudian dilakukan dengan menggunakan alat yang diberikan pelicin. Kasus yang jarang, adhesi labial dilakukan bius umum di ruang operasi bila terjadi perlengketan hebat.
Adhesi labial dapat berhubungan dengan faktor kebiasaan sehari hari, seperti pemberian bedak di daerah kelamin sehingga terjadi iritasi vagina atau peradangan. Kemungkinan iritasi juga bisa disebabkan karena sabun yang digunakan untuk mandi , dan kurangnya kebersihan kelamin.
Komplikasi
Kambuhnya adhesi labial telah dilaporkan dalam sebanyak 11,6-14% dari kasus. Tingkat kekambuhan sebenarnya lebih tinggi pada adhesi yang kuat. Laporan lain mencatat penurunan kekambuhan, bila krim estrogen topikal digunakan setelah pembukaan adhesi manual .
Prognosis untuk anak perempuan dengan adhesi labial sangat baik. Jika tidak diobati, kondisi biasanya spontan sembuh saat pubertas. Orang tua harus rutin membuka perlengketan tiap hari , sampai terbuka lengkat, kemudian juga rutin untuk mencegah